Metode Resitasi (metode pemberian tugas belajar)
Metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dan pengajar memberikan tugas untuk mempelajari sesuatu kepada pembelajar, kemudian melaporkan hasilnya
Pemberian tugas/pekerjaan rumah dilakukan oleh pengajar karena suatu mata pelajaran pokok bahasan tidak sempat diberikan di kelas. Untuk dapat menyelesaikan rencana pelajaran yang ditetapkan, maka anak diberi tugas mempelajari bahan yang ditunjuk, sekaligus mengerjakan soal-soal. Terkadang juga terkandung maksuda agar anak tidak banyak bermain dan lupa belajar.
Pemberian tugas dikatakan wajar bila bertujuan:
1. Menambah pengertian/memperkuat hasil belajar yang telah diterima di sekolah,
2. Melatih pembelajar untuk belajar sendiri,
3. Melatih pembelajar membagi waktu secara teratur
4. Melatih pembelajar agar dapat menggunakan waktu luang untuk belajar,
5. Membiasakan anak disiplin, tidak mengabaikan tugas,
6. Melatih untuk mencari dan menemukan cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas,
7. Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dg memulai kegiatan di luar kelas.
Kelebihan metode resitasi
1. Memberikan para pembelajar untuk belajar lebih banyak serta lebih luas
2. Mengembangka rasa tanggung jawab
3. Memungkinkan hubungan sdkolah dan keluarga lebih erat
4. Memupuk motivasi belajar
5. Memupuk keberanian berinisiatif
Kelemahan metode resitasi
1. Memerlukan pengawasan, baik orang tua atau pengajar
2. Sukar menetapkan apakah tugas itu dikerjakan sendiri atau bantuan orang lain
3. Ada kecendrungan untuk saling mencontoh pekerjaan orang lain
4. Sukar diselesaikan oleh pembelajar yg tinggal pada keluarga yang kurang teratur
5. Dapat menimbulkan frustasi bila anak gagal menyelesaikan tugas.
Terlepas dari kelebihan dan kelemahan metode resitasi, yang perlu diingat bahwa proses belajar memiki dua fase: (1) fase belajar, dimana pembelajar melaksanakan tugas sesuai dg tujuan dan petunjuk pengajar; (2) fase resitasi, dimana pembelajar mempertanggung jawabkan hasil tugas belajarnya.
Referensi:
Hastuti, Sri. 1996. Modul SBM bahasa indonesia. Jakarta
Depdikbud. 1996. Modul penataran guru SLTP serta D-III
Metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dan pengajar memberikan tugas untuk mempelajari sesuatu kepada pembelajar, kemudian melaporkan hasilnya
Pemberian tugas/pekerjaan rumah dilakukan oleh pengajar karena suatu mata pelajaran pokok bahasan tidak sempat diberikan di kelas. Untuk dapat menyelesaikan rencana pelajaran yang ditetapkan, maka anak diberi tugas mempelajari bahan yang ditunjuk, sekaligus mengerjakan soal-soal. Terkadang juga terkandung maksuda agar anak tidak banyak bermain dan lupa belajar.
Pemberian tugas dikatakan wajar bila bertujuan:
1. Menambah pengertian/memperkuat hasil belajar yang telah diterima di sekolah,
2. Melatih pembelajar untuk belajar sendiri,
3. Melatih pembelajar membagi waktu secara teratur
4. Melatih pembelajar agar dapat menggunakan waktu luang untuk belajar,
5. Membiasakan anak disiplin, tidak mengabaikan tugas,
6. Melatih untuk mencari dan menemukan cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas,
7. Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dg memulai kegiatan di luar kelas.
Kelebihan metode resitasi
1. Memberikan para pembelajar untuk belajar lebih banyak serta lebih luas
2. Mengembangka rasa tanggung jawab
3. Memungkinkan hubungan sdkolah dan keluarga lebih erat
4. Memupuk motivasi belajar
5. Memupuk keberanian berinisiatif
Kelemahan metode resitasi
1. Memerlukan pengawasan, baik orang tua atau pengajar
2. Sukar menetapkan apakah tugas itu dikerjakan sendiri atau bantuan orang lain
3. Ada kecendrungan untuk saling mencontoh pekerjaan orang lain
4. Sukar diselesaikan oleh pembelajar yg tinggal pada keluarga yang kurang teratur
5. Dapat menimbulkan frustasi bila anak gagal menyelesaikan tugas.
Terlepas dari kelebihan dan kelemahan metode resitasi, yang perlu diingat bahwa proses belajar memiki dua fase: (1) fase belajar, dimana pembelajar melaksanakan tugas sesuai dg tujuan dan petunjuk pengajar; (2) fase resitasi, dimana pembelajar mempertanggung jawabkan hasil tugas belajarnya.
Referensi:
Hastuti, Sri. 1996. Modul SBM bahasa indonesia. Jakarta
Depdikbud. 1996. Modul penataran guru SLTP serta D-III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar