A.
Pengertian Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya: bayi sehat, pisang goreng, sangat enak, sudah lama sekali dan dewan perwakilan rakyat.
agak baik harus baik
akan tenang kurang pandai
amat pandai lebih baik
belum baik paling tinggi
dapat palsu selalu rajin
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya: bayi sehat, pisang goreng, sangat enak, sudah lama sekali dan dewan perwakilan rakyat.
agak baik harus baik
akan tenang kurang pandai
amat pandai lebih baik
belum baik paling tinggi
dapat palsu selalu rajin
B.
Pengertian Klausa
Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpontensi menjadi kalimat. Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat.
berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang mengaktifkan P, klausa positif ialah klausa yang ditandai
Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpontensi menjadi kalimat. Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat.
berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang mengaktifkan P, klausa positif ialah klausa yang ditandai
C.
Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau
tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri.
Kalimat umumnya berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya memiliki unsur
subjek (S) dan predikat (P). Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja
transitif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur-unsur
kalimat yang lainnya- pelengkap (Pel) dan keterangan (Ket), kehadirannya
bersifat tidak wajib. Kelompok kata pembentuk kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru
(!). Namun ada juga kalimat yang hanya terdiri dari predikat.
Misalnya: Belajar!
Lari!
Ayah membeli koran.
D.
Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.Hal
ini berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan
predikat, hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan. contoh: dia akan pergi
1.1 Kalimat
Berpredikat Verbal
1.
kalimat taktransitif
kalimat yang tak
berobjek dan tak berpelengkap hanya memiliki dua unsur fungsi wajib, yakni
subjek dan predikat. Pada umumnya urutan katanya adalah subjek-predikat.
Contoh: Bu Camat sedang
berbelanja.
2.
kalimat ekatransitif
kalimat berobjek dan
tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat dan
objek.
Contoh: Dia
memberangkatkan kereta api itu terlalu cepat
3.
kalimat dwitransitif
verba yang dalam kalimat
aktif dapat diikuti oleh dua nomina, satu sebagai objek, dan satunya lagi
sebagi pelengkap.
Contoh: ida sedang
mencari pekerjaan
.
1.2 Kalimat berpredikat Adjektival
Predikat kalimat dalam bahasa Indonesia dapat pula berupa
adjektiva atau frasa adjektiva. Seperti pada contoh:
a.
Ayahnya sakit
b.
Pernyataan orang itu benar
Pada contoh diatas, subjek kalimat itu adalah ayahnya, dan pernyataan orang itu.Predikatnya adalah sakit, dan benar.Kalimat
yang predikatnya adjektiva sering juga dinamai dengan kalimat statif.
Contohnya:
a.
Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah
tidak benar
b.
Gerakan badannya pada gerakan tarian yang pertama adalah anggun dan mempesona.
1.3 Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia
ada dua macam kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina (termasuk
pronominal) atau frasa nomina.Dengan demikian kedua nomina atau frasa
nominayang dijejerkan dapat membentuk kalimat asalkan syarat untuk subjek dan
predikatnya terpenuhi. Untuk kedua unsur itu penting karena jika tidak
dipenuhi, maka jejeran nomina tidak akan membentuk kalimat.
Contoh:
a.
Buku cetakan bandung itu
Urutan contoh (a) membentuk satu frasa bukan satu kalimat karena
cetakan bandung itu merupakan pewatas
dan bukan predikat. Sebaliknya urutan pada (b) membentuk kalimat karena penanda
batas frasa itu memisahkan kalimat
menjadi dua frasa nomina dengan cetakan bandung sebagai predikat. Kalimat yang
predikatnya nomina sering pula dinamakan kalimat persamaan atau kalimat
ekuatif.
1.4 Kalimat Berpredikat Numeral
Selain macam-macam kalimat yang predikatnya berupa frasa verba,
adjektiva dan nomina yang telah dibicarakan diatas, ada pula kalimat dalam
bahasa Indonesia yang predikatrnya berupa frasa numeral.
Contoh:
a.
Anaknya banyak
b.
Uangnya hanya sedikit
c.
Istrinya dua orang
Pada contoh di atas
tampak bahwa predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) taktentu (banyak,
sedikit) tidak dapat diikuti dengan kata penggolong, sedangkan predikat yang
berupa numeralia tentu dapat diikuti dengan penggolong.
1.5 Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional
Predikat kalimat dalam bahasa Indonesia dapat pula berupa frasa
prefosisional .
Contoh:
a.
Ibu sedang ke pasar
b.
Mereka kerumah kemarin
c.
Ayah di dalam kamar
Tidak semua poreposisi dapat menjadi predikat kalimat.
Kalimat-kalimat berikut terasa janggal bila tidak diikuti dengan verba:
a.
Ia dengan ibunya
b.
Rumah makan sepanjang malam
c.
Pembicaraan mengenai reformasi
d.
Buku itu kepada saya
E.
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang
terdiri dari gabungan dua pola kalimat atau lebih yang dihubungkan dengan kata
penghubung (konjungsi).
1. Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara merupakan gabungan kalimat yang
kedudukannya setara. Adapun kata penghubung pada kalimat majemuk setara dapat
berupa dan, atau, sedangkan, bahkan, lalu, dan kemudian.
Contoh:
Adi berangkat ke sekolah sedangkan ibu pergi ke pasar.
– Adi berangkat sekolah.
– Ibu pergi ke pasar.
Adi berangkat ke sekolah sedangkan ibu pergi ke pasar.
– Adi berangkat sekolah.
– Ibu pergi ke pasar.
Andi pintar
matematika sedangkan Ali pintar biologi.
– Andi pintar matematika.
– Ali pintar biologi.
– Andi pintar matematika.
– Ali pintar biologi.
2. Kalimat
Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat merupakan gabungan kalimat yang kedudukannya
tidak setara. Pada kalimat majemuk bertingkat, ada induk kalimat dan anak
kalimat. Induk kalimat adalah bagian kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri
dari subjek dan predikat yang berpotensi dapat menjadi kalimat, sedangkan anak
kalimat sedangkan anak kalimat adalah bagian dari kalimat yang tidak dapat
berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap.
Bagaimana cara membedakan induk kalimat dan anak kalimat dalam
kalimat majemuk? Cara membedakan keduanya yaitu dengan memperhatikan posisi
kata penghubung. Kata penghubung hanya terdapat pada anak kalimat.
Contoh:
– Ayah pulang dari kantor ketika Nizam tidur.
– Ketika Ani datang, Lisa sudah pergi.
– Ari akan melanjutkan kuliah jika ia punya cukup uang.
– Jika Gilang punya banyak uang, ia akan naik haji.
– Orang yang kemarin membuat onar itu merasa tidak bersalah, padahal yang ia lakukan sudah merugikan banyak orang.
– Alih-alih ingin mengembalikan dompet yang ia temukan, ia malah disangka sebagai pencopetnya.
– Ayah pulang dari kantor ketika Nizam tidur.
– Ketika Ani datang, Lisa sudah pergi.
– Ari akan melanjutkan kuliah jika ia punya cukup uang.
– Jika Gilang punya banyak uang, ia akan naik haji.
– Orang yang kemarin membuat onar itu merasa tidak bersalah, padahal yang ia lakukan sudah merugikan banyak orang.
– Alih-alih ingin mengembalikan dompet yang ia temukan, ia malah disangka sebagai pencopetnya.
3. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat majemuk yang berupa
gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Palimat
majemuk campuran, setidaknya harus ada tiga kalimat tunggal.
Contoh:
Ayah memberitahukan bahwa Aldo akan dibelikan sepeda dan Aldi akan diberi uang.
Ketika ayah pulang dari kantor, Faldi sedang belajar sedangkan ibu sedang menyiapkan makan malam.
Ayah memberitahukan bahwa Aldo akan dibelikan sepeda dan Aldi akan diberi uang.
Ketika ayah pulang dari kantor, Faldi sedang belajar sedangkan ibu sedang menyiapkan makan malam.
3 komentar:
Terima kasih banyak. Sangat membantu :)
(y) ^_^
Mantapz gan :"v
Posting Komentar