Home » » Unsur-Unsur Kebahasaan

Unsur-Unsur Kebahasaan

afivi amin |

 A.     Pengertian Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya: bayi sehat, pisang goreng, sangat enak, sudah lama sekali dan dewan perwakilan rakyat.

            agak baik                     harus baik
            akan tenang                 kurang pandai
            amat pandai                 lebih baik
            belum baik                   paling tinggi
            dapat palsu                  selalu rajin
B.     Pengertian Klausa
Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpontensi menjadi kalimat. Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat.
berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang mengaktifkan P, klausa positif ialah klausa yang ditandai
C.     Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat umumnya berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek (S) dan predikat (P). Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja transitif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur-unsur kalimat yang lainnya- pelengkap (Pel) dan keterangan (Ket), kehadirannya bersifat tidak wajib. Kelompok kata pembentuk kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Namun ada juga kalimat yang hanya terdiri dari predikat.
Misalnya:   Belajar!
Lari!
Ayah membeli koran.

D.     Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.Hal ini berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan. contoh: dia akan pergi

1.1  Kalimat Berpredikat Verbal
1.      kalimat taktransitif
kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap hanya memiliki dua unsur fungsi wajib, yakni subjek dan predikat. Pada umumnya urutan katanya adalah subjek-predikat.
Contoh: Bu Camat sedang berbelanja.
2.      kalimat ekatransitif
kalimat berobjek dan tidak berpelengkap mempunyai tiga unsur wajib, yakni subjek, predikat dan objek.
Contoh: Dia memberangkatkan kereta api itu terlalu cepat
3.      kalimat dwitransitif
verba yang dalam kalimat aktif dapat diikuti oleh dua nomina, satu sebagai objek, dan satunya lagi sebagi pelengkap.
Contoh: ida sedang mencari pekerjaan
.    
1.2  Kalimat berpredikat Adjektival
Predikat kalimat dalam bahasa Indonesia dapat pula berupa adjektiva atau frasa adjektiva. Seperti pada contoh:
a.       Ayahnya sakit
b.      Pernyataan orang itu benar

Pada contoh diatas, subjek kalimat itu adalah ayahnya, dan pernyataan orang itu.Predikatnya adalah sakit, dan benar.Kalimat yang predikatnya adjektiva sering juga dinamai dengan kalimat statif.
 Contohnya:
a.       Pernyataan ketua gabungan koperasi itu adalah tidak benar
b.      Gerakan badannya pada gerakan tarian yang pertama adalah anggun dan mempesona.

1.3  Kalimat Berpredikat Nomina
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina (termasuk pronominal) atau frasa nomina.Dengan demikian kedua nomina atau frasa nominayang dijejerkan dapat membentuk kalimat asalkan syarat untuk subjek dan predikatnya terpenuhi. Untuk kedua unsur itu penting karena jika tidak dipenuhi, maka jejeran nomina tidak akan membentuk kalimat.
Contoh:
a.       Buku cetakan bandung itu
b.      Buku itu cetakan bandung

Urutan contoh (a) membentuk satu frasa bukan satu kalimat karena cetakan bandung itu merupakan pewatas dan bukan predikat. Sebaliknya urutan pada (b) membentuk kalimat karena penanda batas frasa itu memisahkan kalimat menjadi dua frasa nomina dengan cetakan bandung sebagai predikat. Kalimat yang predikatnya nomina sering pula dinamakan kalimat persamaan atau kalimat ekuatif.

1.4  Kalimat Berpredikat Numeral
Selain macam-macam kalimat yang predikatnya berupa frasa verba, adjektiva dan nomina yang telah dibicarakan diatas, ada pula kalimat dalam bahasa Indonesia yang predikatrnya berupa frasa numeral.
Contoh:
a.       Anaknya banyak
b.      Uangnya hanya sedikit
c.       Istrinya dua orang
                             
Pada contoh di atas tampak bahwa predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) taktentu (banyak, sedikit) tidak dapat diikuti dengan kata penggolong, sedangkan predikat yang berupa numeralia tentu dapat diikuti dengan penggolong.

1.5  Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional
Predikat kalimat dalam bahasa Indonesia dapat pula berupa frasa prefosisional .
Contoh:
a.       Ibu sedang ke pasar
b.      Mereka kerumah kemarin
c.       Ayah di dalam kamar

Tidak semua poreposisi dapat menjadi predikat kalimat. Kalimat-kalimat berikut terasa janggal bila tidak diikuti dengan verba:
a.       Ia dengan ibunya
b.      Rumah makan sepanjang malam
c.       Pembicaraan mengenai reformasi
d.      Buku itu kepada saya

E.     Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari gabungan dua pola kalimat atau lebih yang dihubungkan dengan kata penghubung (konjungsi).

1.      Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara merupakan gabungan kalimat yang kedudukannya setara. Adapun kata penghubung pada kalimat majemuk setara dapat berupa dan, atau, sedangkan, bahkan, lalu, dan kemudian.
Contoh:
Adi berangkat ke sekolah sedangkan ibu pergi ke pasar.
– Adi berangkat sekolah.
– Ibu pergi ke pasar.
Andi pintar matematika sedangkan Ali pintar biologi.
– Andi pintar matematika.
– Ali pintar biologi.
2.      Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat merupakan gabungan kalimat yang kedudukannya tidak setara. Pada kalimat majemuk bertingkat, ada induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat adalah bagian kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat yang berpotensi dapat menjadi kalimat, sedangkan anak kalimat sedangkan anak kalimat adalah bagian dari kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap.
Bagaimana cara membedakan induk kalimat dan anak kalimat dalam kalimat majemuk? Cara membedakan keduanya yaitu dengan memperhatikan posisi kata penghubung. Kata penghubung hanya terdapat pada anak kalimat.
Contoh:
– Ayah pulang dari kantor ketika Nizam tidur.
– Ketika Ani datang, Lisa sudah pergi.
– Ari akan melanjutkan kuliah jika ia punya cukup uang.
– Jika Gilang punya banyak uang, ia akan naik haji.
– Orang yang kemarin membuat onar itu merasa tidak bersalah, padahal yang ia lakukan sudah merugikan banyak orang.
– Alih-alih ingin mengembalikan dompet yang ia temukan, ia malah disangka sebagai pencopetnya.

3.       Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat majemuk yang berupa gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Palimat majemuk campuran, setidaknya harus ada tiga kalimat tunggal.
Contoh:
Ayah memberitahukan bahwa Aldo akan dibelikan sepeda dan Aldi akan diberi uang.
Ketika ayah pulang dari kantor, Faldi sedang belajar sedangkan ibu sedang menyiapkan makan malam.

3 komentar:

Sultan Fathier Frawara mengatakan...

Terima kasih banyak. Sangat membantu :)

Unknown mengatakan...

(y) ^_^

Unknown mengatakan...

Mantapz gan :"v