Home » » Pandangan Para Ahli Mengenai Kata Majemuk

Pandangan Para Ahli Mengenai Kata Majemuk

afivi amin |
 J.S. BADUDU
Ciri yang  penulis gunakan untuk menentukan bentuk majemuk ialah:
1)      Komponen-komponenya terdiri atas beberapa unsure langsung baik baik yang bebas maupun yang terikat (seperti satwa, biak, juang dsb.).
2)      Di antara kedua komponenya tidak dapat disisipakan unsure lain, baik morfem bebas maupun morfem terikat.
3)      Gabungan komponennya membentuk satu pusat, artinya tiap komponennya tidak dapat diperluas dengan atribut apapun juga; atribut, jika ada, berfungsi untuk kedua komponen kata majemuk sekaligus, Karen keduanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Contoh kata majemuk:  rumah sakit. Kita tudak dapat mengatakan  rumah baru sakit, rumah besar sakit, rumah sakit keras, rumah sakit gila, dsb. Tiap perluasan pada tiap komponen (unsure) secara sendiri-sendiri menghilangkan makna kata majemuk itu. Kita dapat mengatakan rumah sakit gila karenn kata gila di sini menerangkan kata rumah sakit, dan kata itu berarti rumah sakit tempat mengibati orang gila. Atribut gila berfungsi untuk kata majemuk itu.

2.      ABDUL CHAER
Pandangannya mengenai kata majemuk
a.      Kata majemuk bukan sebuah kata
Kata majemuk tidak sama dengan sebuah kata, baik secara kuantitatif morfologis maupun semantic. Sebuah kata pasti terdiri dari sebuah kata, sedangkan kata majemuk pasti terdiri lebih dari sebuah kata.yang sama antara sebuah kata majemuk dengan sebuah kata bukanlah pada kuantitatif morfologinya, melainkan pada distribusinya. Sebuah kata majemuk berdistribusi sama dengan sebuah kata. Jadi, sebuah kata majemuk dapat menggantikan distribusi sebuah kata, atau sebaliknya.
b.      Tidak ada kata majemuk dalam bahasa Indonesia
Seperti contoh berikut: kamar mandi dan adik mandi. Kedua kata tersebuut bukan kata majemuk.

3.      GORYS KERAF
Kata majemuk adalah gabungan dua kata atau lebih yang memberikan satu kesatuan arti. Struktur kata majemuk sama seperti kata biasa yaitu tidak dapat dipecahkan lagi atas bagian-bagian yang lebih kecil. Karena gabungan itu sudah merupakan kekutan yang tidak dapat dibagi-bagi lagi, maka dalam memberikan sifat kata majemuk itu, kata sifat atau keterangan-keterangan lain yang menerangkan kesatuan itu harus member keterangan atas keseluruhannya sebagai satu kesatuan. Unsure yang menjadi dasar pembentukan kata majemuk setelah bersatu hilang hakekat kekataannya karena struktur kekataannya sudah ditampung dalam kesatuan gabungan itu. Contoh: saputangan, matahari, kaki tangan, orang tua, panjang tangan. Walaupun gabungan  sudah merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan lagi, namun ada bentuk lazim yang dianggap kata majemuk, masih menunjukkan struktur yang renggang berari masih dapat dipisah oleh unsure-unsur lain, misalnya rumah makan, tua muda.

Ciri kata majemuk menurut Gorys Keraf adalah:
1)      Gabungan yang membentuk suatu arti baru.
2)      Gabungan itu dalam hubungannya keluar membentuk satu pusat, yang menarik keterangan-keterangan atas kesatuan itu, bulan atas bagian-bagiannya.
3)      Biasanya terdiri dari kata-kata dasar
4)      Frekuensi pemakaiannya tinggi.
5)      Terutama kata-kata majemuk yang bersifat endosentris  terbentuk menurut hokum DM.
Dari uraian di atas dapat disimpulkqn bahwa:
a.  Kata majemuk menurut perkembangannya berasal dari sebuah frasa.
b.  Tetapi dalam perkembangan selanjutnya cirri-cirinya bergeser ke cirri-ciri kata.
c.  Dalam pergeseran status ini yang sudah mencapai taraf pemilikan cirri kata sepenuhnya, ada kata majemuk yang masih memiliki lebih banyak cirri frasa.
d. Dari segi semantik kata majemuk tidak lagi mengacu kepada referen dari tiap unsure pembentuknya, tetappi mengcu kepada referen yang baru.
e.  Kata majemuk memiliki kolokasi yang begitu kuat antar unsur-unsur pembentuknya, sehingga di samping kesatuan makna, kata majemuk memiliki struktur yang berbeda dari frasa, yaitu:
1.    Mobilitas tiap unsure dihilangkan, dan bersam-sama membentuk mobilitas baru;
2.    Kesatuan baru selalu berfungsi dalam arti yang sempit untuk mengisi suatu gatra;
3.    Unsure-unsur pembentuk tidak dapat dipisahkanoleh unsure-unsue tatabahasa  yang lain;
4.    Kesatuan itu menarik suatu penjelasan atas seluruh kesatuan itu dan bukan atas bagian-bagiannya;
5.    Sebagai kesatuan kata majemukdapat mengalami derivasi/pengimbuhan.  

Tidak ada komentar: