Home » » Pendayagunaan Kata Berdasarkan Ketepatan Dan Kesesuaian Pilihan Kata

Pendayagunaan Kata Berdasarkan Ketepatan Dan Kesesuaian Pilihan Kata

afivi amin |
PERLUASAN KOSA KATA DALAM PROSES
Kosa kata atau pembendaharaan kata itu tidak lain dari daftar kata-kata yang segera kita ketahui artinya bila mendengarnya kembali, walaupun jarang atau tidak pernah digunakan lagi dalam percakapan atau tulisan kita sendiri. Kosa kat harus terus-menerus diperbanyak dan diperluas, pertama-tama sesuai dengan tuntutan siswa yang semakin dewasa yang ingin mengetahui semua hal, kedua, sesuai dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat yang selalu menciptakan kata-kata baru. Untuk mudah berkomunikasi dengan masyarakat lain, setiap orang perlu memperluas kosa katanya, perlu mengetahui sebanyak-banyaknya pembendaharaan kata dalam bahasanya. Dalam bagian ini akan dijelaskan cara memperluas kosa kata, antara lain:

Proses belajar
Perluasan kosa kata melalui proses belajar dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan. Para pendidik, melelui pelajaran bahasa dan mata pelajaran lainnya memperkenalkan bermacam-macam istilah yang baru. Istilah yang baru itu harus diberikan bersama uraian mengenai gagasan yang tepat. Kesalahan dan kekurangcermatan akan mengakibatkan anak didik salah mewarisi pengertian yang tepat.
Konteks
Yang dimaksud dengan konteks adalah lingkungan yang dimasuki sebuah kata. Konteks dapat membuat perbedaan pengertian yang sangat menyolok. Bahkan kombinasi yang sama dari kata-kata dapat menhhasilkan makna yang sangat berbeda dalam lingkungan konterkstual yang berlainan, misalnya
Bias ular bias membunuh seseorang.
Tambang kapal tambang itu putus semua.
Tanggal dua gigi saya tanggal dua.
Memperluas kosa kata melalui konteks merupakan sebuah cara atau metode yang terbaik. Cara ini yang, biasa digunakan oleh para leksikograf, membuat kita lebih sensitive terhadap makna kata yang didengar atau dibaca.

KETEPATAN DIKSI (PILIHAN KATA)
Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.
Persyaratan ketepatan diksi
Ketepatan adalah kemempuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin untuk memilih kata-katanya untuk mencapai maksud tersebut. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.
Beberapa butir perhatian dan persoalan berikuthendaknya diperhatikan setiap orang agara bias mencapai ketepatan pilihan katanya itu.
Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. Dari dua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus menetapkanmana yang akan dipergunakannya untuk yang mencapai maksudnya. Kalau hanya pengertian dasar yang diinginkannya,ia harus memilih kata yang denotative; ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang akan dicapainya itu.
Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim. Seperti talah diuraikan di atas, kata-kata yang bersinonim tidak selalu memiliki distrbusi yang saling melengkapi. Sebab itu, penulis atau pembicara harus berhati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada untuk menyampaikan apa yang diinginkannya,sehingga tidak timbul interpretasi yang berlainan.
Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang ejaannya itu,maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham.
Hindari kata-kata ciptaan sendiri. Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan dalam masyarakat. Kata baru biasanya muncul untuk pertama kali karena dipakai oleh orang-orang terkenal atau pengarang terkenal.
Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut.
Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara ideomatis: ingat akan bukan ingat terhadap; barharap bukan berharap akan; mengharapkan bukan mengharap akan; dan lain-lain.
Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan kata khusus. Kata khusus lebih cepat menggambarkan sesuatu daripada kata umum.
Menggunakan kata-kata indera yang menunjukkan persepsi yang khusus.
Memperlihatkan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Memperlihatkan kelangsungan pilihan kata.

Kata Umum Dan Kata Khusus
Pada umumnya, untuk mencapai ketepatan pengertian lebih baik memilih kata khusus daripada kata umum. Kata umum yang dipertentangkan dengan kata khusus harus dibedakan dari kata denotative dan konotatif. Kata konotatif dibedakan berdasarkan maknanya, yaitu apakah ada makna tambahan atau nilai rasa yang ada pada sebuah kata. Kata umum dan kata khusus dibedakan berdasarkan luas tidaknya cakupan makna yang dikandungnya. Bila sebuah kata mengacu kaepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu disebut kata umum. Bila ia maengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan konkret maka kata-kat itu disebut kata khusus.
Semakin khusus sebuah kata atau istilah, semakin dekat titik persamaan atau  pertemuan yang dapat dicapai antara penulis dan pembaca; sebaliknya semakin umum sebuah istilah, semakin jauh pula titik pertemuan antara penulis dan pembaca. Misalnya kata merah merupakan sebuah istilah yang umum. Sebagai suatu istilah yang umum kat ini mencakup sejumlah istialah yang lebih khusus seperti: merah darah, merah lembayung, merah tua, merah padam, merah menyala, merah mawar,, merah jambu, merah muda, dan sebagainya.
Kata khusus
Nama Diri
Pada umumnya, kita sepakat bahwa semua nama diri adalah istilah yang paling khusus, sehingga menggunakan kata-kata tersebut tidak akan menimbulkan salah paham.
Daya Sugesti Kata Khusus
Kata-kata yang konkret dan khusus dengan demikian menyajikan lebih banyak informasi kepada para pembaca. Member informasi yang jauh lebih banyak sehingga tidak mungkin salah paham. Kata khusus juga member sugesti yang jauh lebih mendalam. Coba perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini:
Gelandangan itu tertatih-tatih sepanjang trotoaar itu.
Orang miskin itu berjalan perlahan-lahan sepanjang trotoar itu.
Kedua kalimat di atas dipergunakan untuk mendeskripsikan hal yang sama yang di alami penulis atau pembicara. Namun kalimat kedua menimbulkan efek yang tidak mendalam seperti kalimat pertama. Walaupun sudah terlalu lazim baginkota-kota besar, namun gelandangan  masih memiliki sugesti yang khusus. Ia bukan saja menyatakan seorang manusia, tetapi juga menyatakan sesuatu tentang tampang, watak, dan karakter orang itu. Bagaimana pakaiannya? Apakah rambutnya terpelihara? Apakah dia dapat dipercaya untuk diminta mengawasi barang kita? Sebaliknya kata orang miskin tidak memberi sugesti sebanyak itu. Sugesti mana yang disampaikan oleh kata tertatih-tatih? Samakah sugesti kata itu dengan frase berjalan tertati-tatih? Pendeknya, kata yang tepat jauh akan lebih efektif, bila dibandingkan dengan pilihan kata yang kurang tepat.
Kata umum
Gradasi kata umum
Bila kita berlatih dari nama diri kepada kata benda misalnya, maka kesulitan itu akan meningkat. Semakin umum sebuah kata, semakin sulit pula tercapai titik pertemuan antara penulis dan pemaca.
Sesungguhnya pebedaan antara yang umum, bagaimanapun juga akan selalu bersifat relatif. Sebuah istilah atau kata mungkin dianggap khusus bila dipertentangkan dengan istilah atau kata lain, tetapi akan dianggap umum bila harus dibandingkan dengan kata yang lain. Coba perhatikan skema rasional dari kata-kata di bawah ini:

Sangat umum Kurang umum Lebih khusus Sangat khusus
Binatang

Olahragawan

Tumbuh-tumbuhan

Penjahat

Kendaraan
Anjing

Pemain bola

Pohon


Pencuri

mobil
Herder

Kipper

Pohon kelapa


Pencopet

sedan
Nero

Markus

Pohon kelapa gading

Mencopet dompet
Sedan mersedes


Kata-kata abstrak
Kesulitan yang sama kita hadapi lagi pada waktu mendengar atau membaca kata-kat yang abstrak dan kata yang menyatakan generalisasi. Banyak kosa kata yang terbentuk sebagai akibat dari konsep yang tumbuh dalam pikiran kita, bukan mengacu pada hal yang konkret. Kata-kata seperti kepahlawanan, kebijakan, keluhuran, kepercayaan, kebahagiaan, keadilan, dan sebagainya, akan menimbulkan gagasan yang berlainan pada setiap orang, sesuai dengan pengalaman dan pengertiannya mengenai kata-kata itu.
Penggunaan kata umum dan khusus
Dengan mengemukakan persoalan-persoalan yang menyangkut kata umum atau khususseperti dijelaskan di atas, tidaklah berarti bahwa kata-kata umum tidak boleh mendapat tempat dalam tulisan-tulisan yang baik. Sama sekali tidak! Kata-kata yang umum tetap diperlukan untuk pengaabstraksian, generalisasi, pengketegorian pengalaman-pengalaman manusia, terutama dalam tulisan-tulisan yang ekspositoris. Dalam hal ini kebijaksanan setiap penulis memegang peranan yang penting. Ia tidak boleh mempergunakan kata abstrak atau kata umum lebih banyak deripada yang diperlukan. Pendeknya pengertian-pengertian yang umum, perlu mendapat penjelasan yang lebih lanjut, memerlukan lagi pengembangan yang konkret dan khusus pula. Semakin besar suatu hal yang dinyatakan melalui suatu istilah yang umum, makin besar pula keharusan untuk memberikan perincian-perinciannya.

Kata Indria
Suatu jenis pengkhususan dalam memilih kata-kata yang tepat adalah penggunaan istilah-istilah yang menggunakan pengalaman-pengalaman yang diceap oleh pancaindria. Tetapi sering kali terjadi bahwa hubungan antara satu indria dengan indria yang lain dirasakan begitu rapat, sehingga kata yang sebenarnya hanya dikenakan pada suatu indria dikenakan pula pada indria lainnya. Gejala semacam ini disebut sinestesia. Misalnya apa yang dicerap oleh indria pengelihatan dikenakan begitu saja pada indria pendengar. Kita berbicara tentang terang bila ada sangkut pautnya dengan cahaya. Namun bunyi yang dicerap oleh panca indria juga disebut terang. Kata merdu seharusnya bertalian dengan perasa. Tetapi sering pula terjadi bahwa suara yang seharusnya bertalian dengan pendengaran disebut juga sedap. Kata yang sediakala bertalian dengan perasa kemudian dihubungkan juga dengan pengelihatan dan pendengaran, misalnya:
Wajahnya manis  sekali.
Suaranya manis  kedengaran.

Karena kata-kata indria melukiskan suatu sifat yang khas dari pencerapan pancaindria, maka pemakaiannya pun harus tepat. Untuk mempergunakan kata-kata itu dengan tepat, perlu pengetahuan yang mantap mengenai makna yang tepat.

KESESUAIAN PILIHAN KATA
Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi
Kata-kata yang termasuk dalam kelompok ini harus dipergunakan secara hati-hati agar tidak merusak suasana. Bila suatu situasi yang formal tiba-tiba dimasuki oleh kata-kata yang bersifat kedaerahan, maka suasana yang formal tadi akan terganggu. Sebab itu ada beberapa hal yang perlu diketahui setiap penulis atau pembicara, agar kata-kata yang dipergunakan tidak akan mengganggu suasana, dan tidak akan menimbulkan ketegangan antara penulis atau pembicara dengan para hadirin atau para pembaca. Syarat-syarat tersebut adalah:
Hindarilah sejauh mungkin bahasa atau unsur substandar dalam suatu situasi yang formal.
Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara meinpergunakan kata-kata populer.
Hindarialah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang.
Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artifisial.
Kata Ilmiah dan Kata-Kata Populer
Bagian terbesar dan kosa kata sebuah bahasa terdiri dan kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun oleh orang kebanyakan atau rakyat jelata. Kata-kata inilah yang merupakan tulang punggung dan setiap bahasa mana pun di dunia ini. Kata-kata ini yang selalu akan dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di lapisan atas maupun antara mereka yang di lapisan bawah atau antara lapisan atas dan lapisan bawah. Karena kata-kata ini dikenal dan diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat, maka kata ini diriamakan kata-kata populer.
Di samping kata-kata populer tersebut, ada sejumlah kata yang biasa dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah. Di samping tulisan-tulisan ilmiah, kata-kata itu juga dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang khusus, teristimewa dalam diskusi-diskusi ilmiah. Kata-kata ini disebut kata-kata ilmiah.
Perbedaan antara kedua jenis kelompok kata ini dapat digambarkan secara sederhana dengan mempertentangkan pasangan yang secara kasar dianggap mempunyai makna yang sama:

Kata Populer Kata Ilmiah
sesuai
pemeahan
aneh
bukti
kesimpulan
kiasan
rasa benei harmonis
fraksi
eksentrik
argument
konklusi
analogi
antipasti

 Kata Percakapan
Yang dimaksud dengan kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Termasuk di dalam kategori ini adalah ungkapan-ungkapan umum dan kebiasaan menggunakan bentuk-bentuk gramatikal tertentu oleh kalangan ini. Pengertian percakapan di sini sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelihara atau yang tidak disenangi. Misalnya, dok (dokter), prof (professor), kep(kapten).

Tidak ada komentar: